KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak
lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Studi Islam I serta teman-teman yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Tauhid” kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima
saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru,7April 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Banyak
dari umat Islam hanya mengenal agama Islam dengan hanya yakin dan percaya bahwa
Allah SWT adalah Tuhannya. Mereka tidak mengenal secara luas tentang Tauhid dan
bagaimana cara mengesakan Allah SWT, sehingga mereka hanya yakin dan percaya
dengan Islam tanpa adanya Ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Renungkanlah
QS. Al Ikhlash ayat 1 s.d. 4 :
Artinya
:
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah,
Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan
4. Dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlash : 1-4)
B. Batasan
Masalah
Dalam makalah ini penulis
akan membahas masalah Tauhid dalam Islam yaitu sebagai berikut :
- Bagaimanakah Pengertian Tauhid itu?
- Ada berapakah Pembagian Tauhid itu?
- Bagaimanakah Hakekat dan Inti Tauhid itu?
- Apa sajakah Buah Hakekat Iman itu?
- Bagaimanakah Keutamaan Tauhid itu?
C. Tujuan dan
manfaat
Adapun tujuan dan manfaat makalah ini adalah:
1. Semoga kita dapat memahami
tentang tauhid
2. Dapat mengetahui hikmah dan
buah dari tauhid .
3. Setelah memahami isi dari
makalah ini semoga kita mempunyai kieimanan dan tauhid yang kuat dan lebih
mantap dari sebelumnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tauhid
Tauhid, yaitu seorang hamba
meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah
(ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Urgensi Tauhid: Seorang
hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu
dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam
semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap
yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan
segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia SWT
mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.
2.2 Pembagian Tauhid
Tauhid yang didakwahkan
oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua :
1) Tauhid
dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid Rububiyah dan
Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb SWT dan mentauhidkan
(mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat, dan perbuatan-Nya.
Pengertiannya : seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT sematalah
Rabb yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam ini, yang
sempurna pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha
Mengetahui segala sesuatu, Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya
kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
2) Tauhid
dalam tujuan dan permohonan, dinamakan tauhid uluhiyah dan ibadah, yaitu
mengesakan Allah SWT dengan semua jenis ibadah, seperti: doa, shalat, takut,
mengharap, dll. Pengertiannya : Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah
SWT saja yang memiliki hak uluhiyah terhadap semua makhlukNya. Hanya Dia SWT
yang berhak untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan
untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta
tolong, tawakkal, takut, mengharap, menyembelih, bernazar dan semisalnya
melainkan hanya untuk Allah SWT semata.
Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah;
kebanyakan manusia mengingkari tauhid ini. Oleh sebab itulah Allah SWT mengutus
para rasul kepada umat manusia, dan menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar
mereka beribadah kepada Allah SWT saja dan meninggalkan ibadah kepada
selain-Nya.
1) sebagaimana
dalam firman allah surat Al-Anbiya` :25 .yang artinya: Dan Kami tidak mengutus
seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya
tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku.”
2) sebagaimana
Firman surat an - nahl 36Allah SWT yang artinya : Dan sungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja),
dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(QS. An-Nahl
:36). Thaghut adalah syaitan dan apa saja yang disembah kecuali selain dari
Allah SWT.
2.3 Hakekat dan Inti Tauhid
Hakekat dan inti tauhid
adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah SWT, dan
pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya SWT tanpa sebab atau
perantara. Seseorang melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang
berbahaya dan semisalnya, semuanya berasal dariNya SWT. Seseorang menyembahNya
dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada
yang blain.
2.4.
Keutamaan Tauhid
- Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad SAW adalah hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya Allah SWT memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada”. Muttafaqun ‘alaih.
- Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah SWT berfirman, ‘Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi).” HR. at-Tirmidzi.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
Bahwa Tauhid, yaitu seorang hamba
meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah
(ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
3.2.Saran
Setelah
pembahasan makalah ini, diharapkan Mahasiswa pada khususnya dan Umat Islam pada
umumnya dapat memahami Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah SWT serta dapat
mengamalkannya dengan ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan
mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang esa dan yang patut disembah, kita akan
terhindar dari perbuatan syirik. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang
dilindungi Allah SWT dari perbuatan syirik yang mengantar kita ke neraka
jahannam. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry, Tauhid, keutamaan
dan macam-macamnya, (www.islamhouse.com, 2007)
Muhammad bin AbdulWahab, KitabTauhid, (http://www.scribd.com/
doc/ 10055486 / Kitab-Tauhid, Yayasan Al-Sofwa, 2007)
Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety, Rahasia di
balik kalimat Tauhid dalam ayat-ayat Al Quran, (http://www.4shared.
com/file/ 41066124/ ed75e1eb / RAHASIA_KALIMAT_ TAUHID.html?s=1, 2008)
Syaikh Muhammad At-Tamimi, Dasar-dasar Memahami Tauhid,
(www.perpustakaan-islam.com, Islamic Digital Library, 2001)