Adakah KONSPIRASI Dibalik Demo Aksi Damai 4 November..? - Wahai saudara-saudaraku setanah air Indonesia, sudah sepatutnya kita berfikir cerdas akan aksi damai yang nanti akan diselenggarakan mengenai Penistaan surah Al-maidah yang dilakukan oleh Ahok.

Saya bukan bermaksud untuk membela pihak siapa pun pada artikel ini, karena menurut saya kita itu semua rakyat Indonesia yang bersimbolkan Bhineka Tunggal Ika, Namun kenapa harus ada demo yang bertemakan Aksi Damai. Untuk apa..? apa bentuk kedamaian itu harus ditunjukkan dengan cara turun kejalan.
Saya tidak bermaksud untuk menyalahkan pihak manapun di artikel ini, sebab tak ada satupun manusia yang ingin kedamaian dan ketentramannya diganggu, apalagi jika di singgung dari segi agama, pastinya kita semua akan marah.
Namun anda harus ingat Agama Islam Itu Cinta Damai, Apakah demo merupakan dalam bentuk salah satu cinta damai..? saya rasa ini merupakan hal yang berlebihan, kita harus ingat kembali bahwa kita sudah sering di kambing hitamkan oleh pihak-pihak yang tidak kita ketahui.

Kita seharusnya sama-sama berfikir apakah aksi damai ini tidak berdampak akan keselamatan nyawa kita, apakah aksi damai ini akan berdampak pada ketentraman atau perpecahan. Sebab kita harus ketahui bahwa ada yang namanya Hukum Kausalitas ( Hukum Sebab-akibat ).
Jujur yang saya takuti dalam aksi damai ini adalah adanya unsur Konspirasi dari pihak atau sekelompok oknum demi kepentingan nya sendiri maupun untuk kepentingan Politik. Saya hanya mau mengingatkan jika demo merupakan jalan yang terbaik untuk rakyat Indonesia khususnya umat Islam dalam menanggapi persoalan Penistaan agama ini, jangan ada pertumpahan darah, jangan ada perpecahan setalah aksi ini dan semoga kita selalu cinta kepada Indonesia ini.
Sebab para pahlawan kita dulu tak mudah dalam memperjuangkan NKRI ini agar bisa MERDEKA...!!!.Tidak kah anda sadar bahwa dampak dari Konspirasi ini sangat buruk untuk kita, kita bisa lihat negara Timur tengah yang sekarang ini sedang perang berkepanjangan gara gara adanya Propaganda dan Konsiprasi demi kepentingan politik masyarakat disna terpecahbelah dan saling membunuh demi mempertahankan suatu idealisme yang mereka anggap benar.
INGAT...!! Konspirasi dan Propaganda merupakan Teknik orang orang kafir dalam menghancurkan umat islam. Jadi saudara-saudaraku saya mohon sebelum bertindak tolong berfikir dulu sejenak jangan ikuti amarah kita dalam menyelesaikan persoaalan. Fikirkan Apakah Demo ini perlu dilakukan, Ingat Demo yang bertemakan Aksi Damai tidak akan pernah ditempuh dengan jalan kekerasan.
Jika nanti demo ini mengakibatkan perpecahan, pertumpahan darah maka ini bukan Aksi Damai, melainkan ini aksi penghancuran umat islam yang telah terkena Propaganda dan Konspirasi dari pihak pihak yang memanfaatkan anda demi kepentingan pilitik atau kepentingan pribadi.
Dibawah ini saya akan lampirkan kemungkinan ada unsur Konspirasi dibalik aksi damai ini, saya hanya ingin memberitahu, namun saya tidak memaksa anda untuk percaya, cukup anda yang menilainya sendiri.
Waspadai Aktor Pihak ke 3 Dibalik Demo 4 November
- Dari sisi lalin ternyata organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) justru kurang sependapat dengan aksi yang bakal mainkan tersebut. Melalui Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj menyerukan kepada warga Nahdiyin untuk tidak turun ke jalan mengikuti aksi tersebut. Sebab, Kiai Said lebih mengkhawatirkan bila aksi besar itu, yakni demonstrasi lanjutan terkait Ahok singgung Surat Al Maidah, ditunggangi oleh kepentingan politik yang lebih besar dari isu Pilkada DKI Jakarta 2017. Yang saya khawatirkan ditunggangi pihak ketiga sekadar kepentingan Pilgub. Jadi demonya bukan hanya sebatas Pilgub, tapi lebih dari itu,” kata dia, Sabtu (29/10/2016).
Atas kekhawatiran tersebut, ia mengimbau kepada masyarakat yang ikut
dalam aksi tanggal 4 November mendatang untuk selalu menjaga akhlakul
karimah (akhlak baik) dengan menjaga ketertiban dan persatuan NKRI.
- “Mari tengdahkan tangan mohon petunjuk dan berdoa semoga Indonesia selalu diberi kesejukan dan kedamaian dalam perlindungan, penjagaan dan pertolongan Allah,” tegas Said.
Selain itu, tambah Said, demi menjaga suasana perdamaian, pihaknya
bersama GP Anshor siap membantu pihak Kepolisian untuk memberikan
pelayanan pengamanan agar tidak terjadi gangguan kamtibmas atau berujung
anarkis.
“NU dan GP Anshor siap membantu Polisi memberi pelayanan pengamanan, tapi kami tidak memakai atribut apapun,” tuturnya.
Lebih lanjut, Kiai Said menyerahkan sepenuhnya kasus Ahok itu kepada
pihak penegak hukum yaitu Bareskrim yang sedang menangani kasus
tersebut. Namun, kata dia, dalam proses hukum itu ada asas praduga tidak
bersalah sehingga ada hak untuk pembelaan. Disisi lain, Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pun menegaskan bahwa apa yang disampaikan pada kasus
Ahok itu hanya sebuah pernyataan semata bukanlah fatwa. Namun selama ini
yang terjadi, ada kesalahpahaman bahwa itu merupakan fatwa MUI sehingga
menjadi patokan para demonstran tangkap Ahok beberapa waktu lalu.
“Biarkan Polisi memanggil dan memeriksanya, tapi jika tidak bersalah
ya dibebaskan. Ahok juga sudah minta maaf, umat Islam yang bermartab itu
haruslah mudah memaafkan. Bukan mencaci maki, provokatif, dan
sebagainya,” tandasnya.
Muhammadiyah: Momentum Pilkada DKI Jangan Seret Isu Murahan
Hal senada juga dilontarkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI
Drs. Syaiful Rahim. Dirinya menghimbau agar momentum Pilkada DKI 2017
tidak menyeret-nyeret isu murahan seperti halnya melakukan serangan
dengan politik SARA. Syaiful pun menyayangkan jika hanya suatu perbedaan
menjadikan perpecahan.
“Pilkada DKI jangan menyeret-nyeret isu murahan. Perspektif kita ini
pluralis, jangan karena kita berbeda, lantas menjadikan perpecahan,”
ungkap Syaiful.
Lebih lanjut, Syaiful pun membandingkan antara Arab dan Indonesia
dalam segi budaya dan suku. Arab, kata dia dalam perspektif budaya hanya
memiliki satu saja tapi mereka tak bisa menyatukan bangsa Jazirah
Arabnya. Berbeda dengan Indonesia memiliki beragam suku, budaya, agama,
bahasa, tapi ternyata semuanya itu bisa bersatu.
Bahaya !!!, Politik SARA untuk Jegal Lawan
Wasekjen KPP PRD Rudi Hartono juga ikut menyoroti situasi Pilkada
serentak 2017 dan isu politik berbau Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan
(SARA) yang kini menjadi perhatian publik. Dia menyesalkan jika isu
tersebut digunakan sebagai senjata politik untuk memukul lawan dan
meraih dukungan.
“Dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda, situasi kebangsaan saat ini
agak kritis, karena akhir-akhir ini terutama dalam situasi Pilkada isu
politik berbau SARA kembali muncul dan isu ini digunakan sebagai senjata
politik untuk memukul lawan dan meraih dukungan. Ini sangat berbahaya
dalam konteks berkebangsaan,” tegas Rudi.
Lebih lanjut, Pemred Berdikari Online itu mengutip data BPS bahwa ada
sekitar 1.128 suku dan 546 bahasa dan sub bahasa yang ada di Indonesia,
belum lagi hampir semua agama yang ada di dunia dan berbagai aliran
kepercayaan ada di Indonesia. Disisi lain Indonesia juga terdiri dari
ribuan pulau.
“Jadi negara kita itu berdiri dari keberagaman tersebut yang dinamai Indonesia,” ucap dia.
Lebih jauh, Rudi mengingatkan bahwa para pendiri bangsa telah
menyatukan semuanya itu menggunakan azas kebangsaan. Sesuai pidato Bung
Karno bahwa Indonesia bukan milik seseorang, tapi milik bersama, semua
untuk semua.
“Jadi tidak ada yang paling merasa memiliki Indonesia,” tandasnya.
INGAT pesan saya, disini saya hanya sekedar khawatir jika aksi damai ini berujuk pada perpecahan dan pertumpahan darah. Semoga kita semua selalu dalam perlindungan Allah SWT.